Palembang, Harianlahat.com –
Kris Samiaji, fotografer harian Sumatera Ekspres (Sumeks) menjadi
korban kekerasan anggota TNI dari kesatuan Pangkalan TNI AU
Palembang, saat meliput aksi unjuk rasa warga RT 27 Kelurahan Kebun
Bunga Kecamatan Sukarami, Palembang akibat sengketa tanah antara warga
dengan TNI AU. Unjuk rasa yang memblokir Jl Letjen Harun Sohar menuju
bandar udara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II tepat di seberang jalan
Yayasan Mardi Wacana, SMP, SMA, dan SMK, diwarnai bentrok antara warga
dengan anggota TNI AU yang berusaha membubarkan aksi. Saat bentrok itu,
Kris Samiaji bersama fotografer Seputar Indonesia (Sindo) Mushaful Imam dan wartawan harian Berita Pagi mengambil gambar bentrok tersebut.
Namun ada beberapa anggota TNI AU yang mengejar ke arah tiga jurnalis
tersebut. Mushaful Imam bisa lari dan lolos dari kejaran, namun malang
bagi Kris Samiaji bersama Adi Kurniawan, mereka mendapat pukulan dan
tendangan dari anggota TNI AU.
Menurut Kris yang dilansir dibeberapa media mengatakan ada sekitar
sepuluh orang anggota TNI AU berbaju loreng mengejar ke arah mereka,
memukul dan berusaha merampas kamera miliknya.
“Saya sempat menunjukkan kartu pers, tetapi saya terus dipukul dan ditendang. Kamera terus saya dilindungi,” katanya.
Sementara itu Adi Kurniawan jurnalis harian Berita Pagi juga mengaku
mendapat kekerasan. Saat dirinya merekam aksi kekerasan anggota TNI AU
tersebut dengan telepon seluler, Adi mengaku sempat dicekik dan dipaksa
menghapus rekaman dan telepon selulernya sempat dibanting.
[jajangrkawentar]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar