Sabtu, 24 November 2012

tempat wisata di daerah lahat

L E M A T A N G

Sungai Lematang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Lahat. Sepanjang sungai ini, sebenarnya merupakan obyek wisata alami yang memantulkan keindahan tersendiri. Lematang, seperti sungai-sungai lain yang mengalir di daerah ini, memiliki arus deras, sedang di berbagai tempat terdapat batu-batu besar. Sungai ini, terutama di bagian hulu, setiap tahun menjadi ajang lomba rakit tradisional yang di gelar tanggal 7 Agustus. Lomba yang cukup riskan dan penuh petualangan ini disaksikan ribuan penonton baik lokal maupun wisatawan. Apalagi untuk menyaksikan lomba yang menjadi rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan itu tanpa memungut bayaran.
AIR TERJUN KARANG DALAM
Lokasi air terjun ini berada sesudah wilayah dusun Kuba, dengan wilayah yang mudah dijangkau dan bila anda memang menyukai tantangan tempat ini cocok untuk Anda. perjalanan ditempuh dengan berjalan kaki yang cukup jauh karena kendaraan tidak dapat masuk. Jadi jangan lupa mampir kesana ya.
KEBUN BINATANG RIBANG KEMAMBANG
Kebun binatang ini terletak di kota Lahat, merupakan tempat wisata buatan yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Lahat. dan tidak sulit untuk menjangkaunya. Cukup dengan angkot atau ojek yang sering mangkal anda bisa langsung di antar ke tujuan. Kebun ini memiliki kolam, tapi lebih tepat danau kecil karena cukup besar untuk sebuah kolam. Danau ini berisi ikan dan satwa air yang sering kita lihat. Namun sekarang sepertinya Pemda Kota Lahat kurang memperhatikan objek wisata ini. Padahal ini bisa menjadi salah satu objek yang bagus.
Taman rekreasi Ribang Kemambang ini terdiri atas kolam pemancingan, kebun binatang mini, dan halaman rekreasi yang telah dihijaukan oleh pepohonan.
Foto courtesy of lahatkab.go.id
AIR TERJUN BIDADARI
foto courtesy of lahatkab.go.id
Air Terjun Bidadari terletak di desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang kurang lebih 8 km dari kota Lahat.
Disekitar lokasi Air Terjun tersebut, ada 3 Air Terjun (Air Terjun Bujang Gadis, Air Terjun Sumbing dan Air Terjun Naga) lagi yang dapat dinikmati dengan menyusuri aliran dari Air Terjun Bidadari.
Masih banyak Air Terjun dan objek wisata alam lainnya,seperti :
Air Terjun Kerinjing
Air Terjun Lawang Agung
Air Terjun Lintang (Keban)
Tebat Sekedi
Gua Mesanap Mesaris
Gua Sarang Burung (Gua Besar)
Gua Suruman
Pesona Sungai Lematang
Sumber Air Panas Tanjung Sakti
Catatan dari saya : Saya baru mencoba Air Terjun Bidadari, untuk yang lain belum sempat hehehehe
Sumber Air Panas Tanjung Sakti
foto courtesy of lahatkab.go.id
Sumber Air Panas Tanjung Sakti dapat ditempuh dari Ibukota Kecamatan sekitar 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 2 atau roda 4. Karena letaknya berada dekat dengan pusat keramaian Kecamatan Tanjung Sakti. Letak Sumber Air Panas ini berada tepat dibawah jembatan yang setiap hari dilalui oleh masyarakat sekitar.
AIR TERJUN LAWANG AGUNG
foto courtesy of lahatkab.go.id
foto courtesy of lahatkab.go.id
Salah satu potensi wisata yang berada di Kecamatan Jarai ini layak untuk dikembangkan untuk menambah pendapatan daerah, dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari jalan utama, lokasi Air Terjun Lawang Agung dapat dicapai dengan menggunakan mobil. Kondisi jalan menuju lokasi sekitar 500 m, dengan kondisi jalannya menurun dan berbatu-batu kecil.
TEBAT SEKEDI
foto courtesy of lahatkab.go.id
foto courtesy of lahatkab.go.id
Danau indah yang dikelilingi oleh pemandangan terletak 20 km dari kecamatan Muara Pinang desa Sukadana

Kamis, 22 November 2012

LAHAT KOTA KITA 23/11/2012

Kris Samiaji Fotografer Harian Umum Sumatera Ekspres berada diantara sepatu lars setelah dipukul dan di tendang oknum TNI AU. [foto: Mushaful Imam dari Facebook]
Palembang, Harianlahat.com – Kris Samiaji,  fotografer harian Sumatera Ekspres (Sumeks) menjadi korban kekerasan anggota TNI dari kesatuan Pangkalan TNI AU Palembang, saat  meliput aksi unjuk rasa warga RT 27 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami, Palembang akibat sengketa tanah antara warga dengan TNI AU. Unjuk rasa yang memblokir Jl Letjen Harun Sohar menuju bandar udara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II tepat di seberang jalan Yayasan Mardi Wacana, SMP, SMA, dan SMK, diwarnai bentrok antara warga dengan anggota TNI AU yang berusaha membubarkan aksi. Saat bentrok itu, Kris Samiaji bersama fotografer Seputar Indonesia (Sindo) Mushaful Imam dan wartawan harian Berita Pagi mengambil gambar bentrok tersebut.
Namun ada beberapa anggota TNI AU yang mengejar ke arah tiga jurnalis tersebut. Mushaful Imam bisa lari dan lolos dari kejaran, namun malang bagi Kris Samiaji bersama Adi Kurniawan, mereka mendapat pukulan dan tendangan dari anggota TNI AU.
Menurut Kris yang dilansir dibeberapa media mengatakan ada sekitar sepuluh orang anggota TNI AU berbaju loreng mengejar ke arah mereka, memukul dan berusaha merampas kamera miliknya.
“Saya sempat menunjukkan kartu pers, tetapi saya terus dipukul dan ditendang. Kamera terus saya dilindungi,” katanya.
Sementara itu Adi Kurniawan jurnalis harian Berita Pagi juga mengaku mendapat kekerasan. Saat dirinya merekam aksi kekerasan anggota TNI AU tersebut dengan telepon seluler, Adi mengaku sempat dicekik dan dipaksa menghapus rekaman dan telepon selulernya sempat dibanting. [jajangrkawentar]

SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA

  Letak kerajaan Sriwijaya dan peninggalannya

Letak kerajaan Sriwijaya dan peninggalannya

admin September 19, 2012 2
Sejarah adalah suatu peristiwa di masa lampau yang dipelajari dari bukti berupa benda yang memuat informasi tertentu. Dalam hal kerajaan Sriwijaya ini, jarak waktu yang terlalu jauh menjadikan banyak perdebatan mengenai sejarah kerajaan sriwijaya ini, termasuk diantaranya adalah letak pasti kerajaan yang berkembang di abad ke-7 masehi ini. Pendapat ini memiliki dukungan bukti tertentu yang membuat semakin sulit mengetahui letak kerajaan Sriwijaya secara pasti. Pendapat yang pertama datang dari Pirre-Yves Manguin yang melakukan penelitian pada tahun 1993, dimana ia berpendapat bahwa kerajaan Sriwijaya terletak di daerah sungai Musi antara Bukit Siguntang dan Sabokiking yang saat ini masuk dalam wilayah provinsis Sumatera Selatan.  Prasasti Kota Kapur
Pendapat lain adalah dari ahli sejarah Soekmono yang mengatakan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya ada di hilir sungai Batanghari, yakni antara Muara Sabak hingga Muara Tembesi yang berada di provinsi Jambi. Ada lagi pendapat lain yang mengatakan bahwa pusat kerajaan Sriwijaya ada di sekitar candi Muara Takus yang masuk dalam provinsi Riau yang dikemukakan oleh Moens. Dasar dari pendapat ini adalah petunjuk rute perjalanan I Tsing dan ide mengenai persembahan untuk kaisar China pada tahun 1003, yakni berupa candi. Namun hingga kini belum ada kesepakatan dan bukti yang sangat kuat dimana pusat kerajaan Sriwijaya sebenarnya berada.

Peninggalan kerajaan Sriwijaya

Peninggalan kerajaan Sriwijaya ada dua macam, yakni secara fisik yang berupa benda yang membuktikan kerajaan ini pernah ada di masa lalu dan peninggilan sosio-kultural yang hingga saat ini masih dianut oleh bangsa kita. Peninggalan fisik ini berupa candi, prasasti dan benda-benda lain seperti keramik dan gerabah yang ada di berbagai daerah di wilayah Asia Tenggara. Prasasti kerajaan Sriwijaya antara lain:
  1. Prasasti Kota Kapur di Bangka
  2. Prasasti Telaga Batu ditemukan pada tahun 1918
  3. Prasasti Karang Berahi ditemukan pada tahun 1904
  4. Prasasti Kedukan Bukit ditemukan pada tahun 1920
  5. Prasasti Talang Tuo ditemukan pada tahun 1920
  6. Prasasti Boom Baru
Diantara semua prasasti di dalam negeri tersebut, prasasti Kota Kapur adalah prasasti tertua yang bertahun 682 masehi. Prasasti ini menceritakan perjalanan Dapunta Hyang dari Minanga dengan perahu berasama 20.000 pasukan dan 200 peti perbekalan serta 1.213 tentara yang berjalan kaki.
Selain di dalam negeri, Sriwijaya juga meninggalkan jejak di luar negeri. Peninggalan Sriwijaya dapat ditemukan di India berupa kuil Budha. Kerajaan Sriwijaya memiliki peninggalan selain prasasti yakni berupa barang keramik dan tembikar. Salah satu contohnya adalah peninggalan di Jawa Tengah yang masih dapat kita lihat sampai saat ini. Peninggalan ini terjadi pada saat Sriwijaya memindahkan pusat kekuasaan dari Sumatera ke Jawa. Pada masa itu kerajaan diperintah dari wangsa Syailendra yang membangun banyak candi seperti candi Kalasan, candi Sewu dan candi Borobudur.
Prasasti Kota Kapur
Foto Prasasti Kota Kapur

Prasasti Telaga Batu
foto Prasasti Telaga Batu

Prasasti Karang Berahi
foto Prasasti Telaga Batu
Prasasti Kedukan Bukit
Foto Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Talang Tuo
FOto Prasasti Talang Tuo

Prasasti Boom Baru
Foto Prasasti Boom Baru
Dalam hal sosio-kultural, pengaruh kerajaan Sriwijaya saat ini masih menjadi inspirasi budaya, misalnya lagu dan tarian tradisional Gending Sriwijaya. Tarian Sevichai di Thailand selatan juga merupakan inspirasi dari seni budaya Sriwijaya. Yang paling penting dari itu semua adalah penyebaran bahasa melayu yang merupakan akar dari Bahasa Indonesia. Bahaya melayu kuno memang digunakan pada zaman kerajaan Sriwijaya yang dibuktikan dengan prasastinya yang menggunakan bahasa tersebut. Hubungan dagang yang dilakukan menggunakan bahasa melayu sebagai bahasa standar. Bahasa melayu pun menjadi dikenal luas. Itulah kenapa alasan Bahasa Indonesia menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa Induk.

TEMPAT WISATA

Lokasi Wisata di Sekitar Kota Lahat, SUMSEL

BUKIT SERELO
Bukit Serelo terletak sekitar 20 km dari kota Lahat. Penduduk setempat menyebutnya Bukit Tunjuk (sebagian gunung Jempol..padahal cuma bukit sih aneh juga), karena bentuk puncaknya yang mirip telunjuk yang mencuat ke langit.
Jika anda bepergian dari Muara Enim, menjelang 20 km memasuki kota Lahat, bukit itu terlihat jelas di sebelah kiri. Dibawahnya terdapat sebuah kompleks untuk menjinakkan, melatih dan mendidik gajah. Sekitar 40 ekor sudah dijinakkan di tempat ini, namun baru sebagian yang dapat diandalkan untuk para pengunjung. Anda dapat juga membuat foto dengan gajah-gajah itu. Tinggal berikan tip sebesar Rp. 5.000,- kepada pawang dan anda dapat berpose sepuasnya. Tidak menjadi soal apakah anda akan memotret untuk 1 roll film atau slide. Tetapi jangan lupa memberikan hadiah kepada gajah-gajah itu, berupa gula-gula, kacang dan sebagainya.
Dibeberapa tempat dibawah bukit terdapat beberapa tempat untuk berkemah atau rekreasi. Para pramuka dan anak-anak muda acapkali mengunjungi tempat-tempat itu. Sebuah sungai kecil dengan air yang jernih dan belum tercemar, dapat menyegarkan anda.
serelo
GUNUNG DEMPO
Gunung Dempo merupakan salah satu obyek wisata alam Kabupaten Lahat. Gunung tertinggi di Sumatera Selatan ini dapat dicapai langsung dari Palembang dengan kendaraan pribadi selama lebih kurang 6 jam, menempuh jarak sepanjang 295 km. Dapat juga mempergunakan bus umum dari Lahat menuju Pagar Alam (60 km), dan dari sini dilanjutkan dengan bus lain menempuh jarak 9 km sampai ke perkebunan dan pabrik teh lereng gunung.
Anda dapat menginap di mess yang tersedia sambil menikmati pemandangan alam indah sekitarnya. Namun apabila ingin melakukan pendakian ke puncak gunung, maka diperlukan bantuan pawang yang disediakan mess.
Gunung Dempo mempunyai dua puncak. Diatas puncak kedua yang lebih rendah terdapat sebuah kawah yang mengeluarkan batu belerang. Kawah ini terletak ditengah lapangan pasir dan bebatuan yang biasa dipergunakan para pendaki untuk beristirahat dan berkemah. Pendakian dari Pabrik teh ke puncak ini membutuhkan paling tidak 6 jam perjalanan. Para pendaki selain menginginkan petualangan, juga pencinta alam.
dempo
AIR TERJUN LEMATANG DAN NDIKAT
Di antara Lahat dan Pagar Alam terdapat dua air terjun yang masing-masing setinggi 40 meter lebih. Lebih dekat ke arah Lahat disebut air terjun Ndikat, sedang ke arah Pagar Alam disebut air terjun Lematang. Keduany menampilkan panorama alam yang sama.
Pada hari-hari libur atau Minggu kedua air terjun ini ramai dikunjungi wisatawan, untuk rekreasi atau piknik.
Kedua tempat wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor, baik dari Lahat maupun Pagar Alam. Namun untuk lebih mendekat ke air terjun harus turun berjalan kaki, yang tidak kurang asyiknya adalah selama perjalanan melalui liku-liku tajam sehingga cukup menegangkan.

Berita Lahat Terkini – harianlahat.com | Terpercaya Beritanya dan Akurat Datanya, menyampaikan berbagai macam Peristiwa, menggali kekayaan lahat dan sekitarnya

Berita Lahat Terkini – harianlahat.com | Terpercaya Beritanya dan Akurat Datanya, menyampaikan berbagai macam Peristiwa, menggali kekayaan lahat dan sekitarnya

Rabu, 21 November 2012

SEJARAH LAHAT

Sekitar tahun1830 pada masa kesultanan Palembang di Kabupaten Lahat telah ada marga, marga-marga ini terbentuk dari sumbai-sumbai dan suku-suku yang ada pada waktu itu seperti : Lematang, Pasemahan, Lintang, Gumai, Tebing Tinggi dan Kikim. Marga merupakan pemerintahan bagi sumbai-sumbai dan suku-suku. Marga inilah merupakan cikal bakal adanya Pemerintah di Kabupaten Lahat.

Pada masa bangsa Inggris berkuasa di Indonesia, Marga tetap ada dan pada masa penjajahan Belanda sesuai dengan kepentingan Belanda di Indonesia pada waktu itu pemerintahan di Kabupaten Lahat dibagi dalam afdelling (Keresidenan) dan onder afdelling (kewedanan) dari 7 afdelling yang terdapat di Sumatera Selatan, di Kabupaten Lahat terdapat 2 (dua) afdelling yaitu afdelling Tebing Tinggi dengan 5 (lima) daerah onder afdelling dan afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir, Kikim serta Pasemahan dengan 4 onder afdelling. Dengan kata lain pada waktu itu di Kabupaten Lahat terdapat 2 keresidenan. Pada tanggal 20 Mei 1869 afdelling Lematang Ulu, Lematang Ilir,serta Pasemah beribu kota di Lahat dipimpin oleh PP Ducloux dan posisi marga pada saat itu sebagai bagian dari afdelling. Tanggal 20 Mei akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Lahat sesuai dengan Keputusan Gebernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan No. 008/SK/1998 tanggal 6 Januari 1988.
Masuknya tentara Jepang pada tahun 1942, afdelling yang dibentuk oleh Pemerintah Belanda diubah menjadi sidokan dengan pemimpin orang pribumi yang ditunjuk oleh pemerintah militer Jepang dengan nama Gunco dan Fuku Gunco. Kekalahan Jepang pada tentara sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 dan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, maka Kabupaten Lahat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1948, Kepres No. 141 Tahun 1950, PP Pengganti UU No. 3 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950. Kabupaten Lahat dipimpin oleh R. Sukarta Marta Atmajaya, kemudian diganti oleh Surya Winata dan Amaludin dan dengan PP No. 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dalam Tingkat I provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Lahat resmi sebagai daerah Tingkat II hingga sekarang dan UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otda, dan dirubah UU No. 32 Tahun 2004 menjadi Kabupaten Lahat.